Evolusi Pembelajaran di Era Digitalisasi 4.0.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dari masa ke masa tidak dapat
dihindari termasuk pada teknologi informasi dan komunikasi yang lebih dikenal
dengan TIK. Memasuki abad ke-21, bidang TIK berkembang dengan pesat dan
menimbulkan dampak yang sangat hebat pada semua aspek kehidupan manusia. Segala
bentuk aktivitas dan perilaku manusia bergantung pada teknologi informasi dan
komunikasi.
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang evolusi
pembelajaran di era digitalisasi 4.0. Terlebih dahulu kita harus mengetahui apa
sih itu Evolusi dan Digitalisasi? Langsung saja yuk, simak pembahasannya
dibawah ini … !
Evolusi adalah proses perubahan secara bertahap menjadi
sesuatu yang sangat kompleks. Sedangkan digitalisasi adalah proses perubahan
dari manual menjadi digital sehingga lebih efisien dan optimal. Digitalisasi di
era industry 4.0. ini memberikan pengaruh yang sangat cepat diseluruh dunia,
khususnya Indonesia. Bidang
digitalisasi yang serba online,tidak ada lagi yang dinamakan susah dan sulit, namun
sekarang semua teknologi menawarkan fasilitas yang serba mudah, cepat, dan
efisien.
Sebagai contoh zaman dulu, sebelum internet mulai popular para siswa belajar dari buku-buku yang tebal, koran, dan ceramah guru yang dijelaskan didepan kelas kemudian menyalinnya kembali ke buku catatan untuk diulas kembali dirumah agar tidak ketinggalan pelajaran. Terkadang cukup sulit bagi siswa/guru untuk menemukan buku pelajaran bagi materi ajar yang sulit dipahami. Mungkin sebahagian besar orang yang lahir pada tahun 1990-an pasti merasakan ada beberapa hal yang berubah mulai dari teknologi , pergaulan maupun metode pembelajaran yang digunakan di sekolah. Metode pembelajaran yang diajarkan para guru dulunya menyampaikan materi dengan cara langsung ke siswa dan diskusi kelompok. Pembelajaran pun dilakukan sebatas apa yang disampaikan dan guru wajib selalu lebih tahu daripada siswa. Sebelum munculnya smartphone, guru dan siswa menggunakan alat komunikasi hanya sebatas pesan singkat dan panggilan telepon biasa dengan warna hitam dan putih.
Sebagai contoh zaman dulu, sebelum internet mulai popular para siswa belajar dari buku-buku yang tebal, koran, dan ceramah guru yang dijelaskan didepan kelas kemudian menyalinnya kembali ke buku catatan untuk diulas kembali dirumah agar tidak ketinggalan pelajaran. Terkadang cukup sulit bagi siswa/guru untuk menemukan buku pelajaran bagi materi ajar yang sulit dipahami. Mungkin sebahagian besar orang yang lahir pada tahun 1990-an pasti merasakan ada beberapa hal yang berubah mulai dari teknologi , pergaulan maupun metode pembelajaran yang digunakan di sekolah. Metode pembelajaran yang diajarkan para guru dulunya menyampaikan materi dengan cara langsung ke siswa dan diskusi kelompok. Pembelajaran pun dilakukan sebatas apa yang disampaikan dan guru wajib selalu lebih tahu daripada siswa. Sebelum munculnya smartphone, guru dan siswa menggunakan alat komunikasi hanya sebatas pesan singkat dan panggilan telepon biasa dengan warna hitam dan putih.
Seiring berkembangnya zaman, Indonesia telah mulai membenahi
diri dalam bidang Pendidikan di era digitalisasi ini dalam bentuk sosialisasi
dan bimbingan teknis kepada para guru. Para guru saat ini sudah menggunakan
laptop dan proyektor untuk kegiatan mengajar di kelas. Guru dan siswa mencari
informasi tambahan lewat video, audio dan artikel di internet. Sarana dan
prasarana di sekolah pun selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Kurikulum saat ini membuat siswa harus proaktif berpartisipasi dalam kelas.
Video dan konten edukasi yang tersedia di internet dikemas dalam bentuk
tampilan yang menarik.
Siswa/i SMA Don Bosco Padang, mengikuti pembelajaran secara digital
Pandemi covid-19 dapat
menguntungkan digitalisasi pembelajaran di era industri 4.0 ini bagi para guru dan siswa yang telah
mengerti dengan tekonologi digital, sehingga dapat memudahkan ke fase
transformasi dari tatap muka/offline ke tatap maya/online. Hal
seperti ini mengharuskan guru wajib bisa menguasai teknologi digital dalam
kegiatan belajar mengajar secara online. Para guru dan siswa pun
mengharuskan interaksi secara online dengan aplikasi-aplikasi yang disediakan
gratis dari dunia maya.
Pemerintah pun turut ambil bagian dengan memberikan
fasilitas kuota gratis kepada seluruh siswa maupun mahasiswa dari jenjang TK –
Perguruan Tinggi. Pemerintah melalui Pusdatin Kemdikbud menyediakan secara
gratis rumah belajar yang bisa diakses dan dimanfaatkan oleh para guru dan
siswa se-Indonesia. Rumah belajar hadir sebagai bentuk inovasi digitalisasi
pembelajaran di era industry 4.0. Fitur-fitur yang disediakan oleh Rumah
belajar dapat membantu kelancaran kegiatan belajar mengajar seperti Sumber
Belajar, Kelas Maya, Bank Soal, dan Laboratorium Maya. Adapaun fitur-fitur
pendukung lainnya dari Rumah Belajar adalah Peta Budaya, Buku Sekolah
Elektronik, Wahana Jelajah Angkasa, Karya Bahasa dan Sastra, Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan, Blog Pena, Edugame, dan Augmented Reality. Para guru
dapat berinovasi, berkreasi, dan berkolaborasi dalam kegiatan pembelajaran
digital mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,, dan penilaian hasil belajar
siswa sehingga lebih efektif dan efisien. Jika semua guru sudah bisa
menggunakan pembelajaran digital, maka mutu Pendidikan Indonesia semakin
meningkat.
Berbagi dan Berkolaborasi Belajar Bersama di Portal Rumah Belajar!
Belajar dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja!
#PusdatinKemendikbudristek
#srbsumbar2021
#pembaTIK2021
#DutaRumahBelajar2021
#RumahBelajar2021
#BerbagiTIK
Tidak ada komentar